Optimasi Latensi

Jasa Pasang CCTV Bekasi  » CCTV »  Optimasi Latensi
0 Comments

Optimasi Latensi dalam Streaming CCTV Realtime: Teknik, Arsitektur, dan Trade-Off


Latar Belakang

Dalam sistem pengawasan modern, latensi menjadi musuh utama terutama pada sistem CCTV realtime, untuk itulah Optimasi Latensi dilakukan. Saat deteksi wajah, pelacakan gerakan, atau streaming langsung ke SOC atau HP petugas dilakukan, delay lebih dari 2 detik bisa berdampak fatal.

Optimasi Latensi

Namun, banyak pengguna sistem CCTV tidak menyadari bahwa latensi bukan hanya soal kecepatan internet, tetapi juga berkaitan erat dengan arsitektur jaringan, jenis encoding, protokol video, dan cara kamera diproses. Oleh karena itu, artikel ini mengupas lebih dalam berbagai strategi dan trade-off teknis untuk menekan latensi serendah mungkin—tanpa mengorbankan kualitas.


Sumber-Sumber Latensi pada Sistem CCTV

Berikut beberapa faktor penyumbang delay dalam sistem CCTV:

Komponen Sumber Latensi Estimasi Delay
Kamera Encoding Proses H.264/H.265 compression 80–200 ms
Protokol Streaming RTSP/RTMP buffering, packet loss 100–500 ms
Jaringan Lokal Switch/router delay, QoS lemah 20–100 ms
Server/VMS Transcoding, decoding ulang 200–1000 ms
Aplikasi Klien Buffering video player 150–500 ms

Kalau semua dikumpulkan, total latensi bisa menyentuh 1–3 detik—dan itu bukan kondisi ekstrem.


Strategi Optimasi Latensi

1. Gunakan Codec yang Minim Delay

Meskipun H.265 lebih hemat storage, codec ini menghasilkan delay lebih tinggi dibanding H.264 karena proses encoding yang lebih kompleks. Oleh karena itu:

  • Gunakan H.264 baseline profile untuk low-latency streaming.

  • Hindari penggunaan B-frame; pakai I-frame + P-frame saja.

  • Kalau memungkinkan, gunakan MJPEG untuk preview—karena hampir tidak ada delay, meskipun boros bandwidth.

2. Pilih Protokol Streaming yang Ringan

Secara teknis, protokol sangat memengaruhi latency:

  • RTSP (via UDP) memiliki latency lebih rendah daripada RTMP atau HLS.

  • WebRTC adalah opsi paling ideal untuk sub-1 detik latency (jika tersedia).

  • Hindari HLS jika sistem butuh respons cepat, karena buffering HLS bisa memakan 3–6 detik.

3. Optimasi Kamera dan Firmware

Kamera IP biasanya menyembunyikan setting yang bisa menambah latensi. Berikut pengaturan teknis yang bisa kamu lakukan:

  • Kurangi GOP (Group of Picture) interval menjadi 1–2 detik.

  • Aktifkan mode low-latency stream jika tersedia.

  • Matikan fitur WDR/Noise Reduction jika tidak perlu, karena bisa menambah proses frame.

4. Arsitektur Jaringan dan QoS

Kalau jaringan lemah, stream akan buffering. Solusinya:

  • Gunakan VLAN khusus untuk video streaming.

  • Aktifkan QoS (Quality of Service) untuk memprioritaskan traffic RTSP/WebRTC.

  • Pastikan switch dan router kamu tidak mem-packet shaping stream video secara otomatis.

5. Gunakan Edge Analytics (Untuk Menghindari Server Delay)

Daripada semua video dikirim ke server untuk diolah, lebih baik:

  • Gunakan kamera dengan AI on-board (misalnya hikvision deepinview).

  • Sistem hanya mengirim metadata (bukan full video) ke server.

  • Ini bisa mengurangi delay VMS secara signifikan hingga >70%.

6. Minimalkan Buffer di Aplikasi Klien

Kalau aplikasi viewing (desktop/HP) menggunakan buffer terlalu besar, latensi bisa meningkat meski jaringan cepat. Maka dari itu:

  • Gunakan player berbasis RTSP/WebRTC dengan buffer kecil (seperti VLC dengan --network-caching=100).

  • Hindari video player browser biasa untuk preview realtime.

  • Gunakan decoding GPU (hardware accelerated) agar frame tidak delay saat render.


Studi Kasus: SOC Perusahaan Logistik

Perusahaan logistik besar menerapkan lebih dari 250 kamera di 12 gudang. Mereka mengalami delay 4 detik saat memantau loading dock secara realtime. Tim IT akhirnya melakukan optimasi berikut:

  • Mengganti H.265 ke H.264 baseline.

  • Menurunkan GOP kamera dari 6s ke 2s.

  • Mengganti RTMP ke RTSP (UDP).

  • Mengaktifkan QoS di switch layer 3.

  • Menggunakan WebRTC gateway untuk preview petugas di HP.

Hasilnya, delay turun drastis dari 4 detik menjadi hanya 0.7 detik—cukup untuk merespons aktivitas mencurigakan secara cepat.


Kesimpulan

Mengoptimalkan latensi bukan soal ganti koneksi internet, tapi soal menguasai seluruh rantai streaming dari kamera hingga UI. Saat kamu mengelola codec, protokol, arsitektur jaringan, hingga logic klien dengan benar, kamu bisa mengurangi delay bahkan hingga di bawah 1 detik.

Jadi, jangan anggap remeh detail teknis seperti:

  • Pilihan protokol (RTSP/WebRTC jauh lebih cepat dari HLS)

  • Konfigurasi encoder kamera (GOP, WDR, B-frame)

  • Manajemen jaringan (QoS, VLAN, dan bandwidth)

Sistem CCTV modern harus cepat, presisi, dan efisien. Latensi bukan hanya soal kenyamanan—tapi bisa menentukan keselamatan dan efektivitas respon. Jadi, kalau kamu bangun sistem CCTV realtime, pastikan kamu benar-benar mengerti setiap milidetiknya.

sumber lengkap :

https://www.kiosbarcode.com/tentang-kami

untuk info lebih lanjut hub kami ke:

Contact us
📱 WhatsApp/SMS/Telepon:
081369101014
081259417200

Link Sosmed Kami :

Instagram
Website
YouTube

Alamat kami:

📍 Jalan Lingkar Utara Ruko Smart Market Telaga Mas Blok E07
Duta Harapan, RT.001/RW.011, Harapan Baru
Kec. Bekasi Utara, Kota Bks, Jawa Barat 17123

Terima kasih telah menjadikan kami sebagai mitra Anda dalam menghadirkan solusi jasapasangcctv handal dan anda. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada Anda.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *